hakekat diri

Selasa, 25 Oktober 2011

http://hotspot.mantep.com/billing/

Senin, 04 April 2011

Barita Pagi Indonesia: 6 Bulan Menikah, Istri Umar Ternyata Pria

Barita Pagi Indonesia: 6 Bulan Menikah, Istri Umar Ternyata Pria

6 Bulan Menikah, Istri Umar Ternyata Pria



Icha bersedia melakukan hubungan intim tetapi dengan dua syarat.
Minggu, 3 April 2011, 11:57 WIB
Ismoko Widjaya, Febry Abbdinnah


VIVAnews - Berawal dari perkenalan melalui Facebook, Muhammad Umar (32) menikahi 'gadis' bernama Fransisca Anastasya (19) alias Icha. Setelah enam bulan pernikahan berjalan, baru diketahui bahwa sang istri yang memakai jilbab itu ternyata seorang pria. Nama asli Icha adalah Rahmat Sulistiyo.

"Rahmat Sulistiyo ini diduga mengidap penyimpangan mental dan homoseksual," kata Kapolres Metro Bekasi, Komisaris Besar Polisi Imam Sugianto dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Minggu 3 April 2011.

Umar yang merasa ditipu, lalu melaporkan istrinya kepada polisi. Polisi mengamankan Icha alias Rahmat dari kediaman di Kampung Bojong RT 01/RW 02, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Bekasi, pada Rabu lalu.

Dengan berpenampilan layaknya seorang wanita muslimah yang menggunakan jilbab dan pakaian tertutup, Icha berhasi mengelabui korban. Selama enam bulan ini, Icha bersedia melakukan hubungan intim tetapi dengan dua syarat.

Llampu harus dimatikan untuk menyamarkan identitas aslinya. Syarat kedua, Icha menolak setiap kali berhubungan intim dengan cara terlentang. Icha hanya berkenan berhubungan intim dengan posisi, maaf, dari belakang.

Hal itu dilakukan Icha agar jati dirinya tidak diketahui oleh sang suami. "Icha sudah mengakui bahwa dirinya seorang pria," kata Imam. Kasus ini masih ditangai Polsek Jati Asih untuk penyidikan selanjutnya.

Jumat, 01 April 2011

Potret Pelajar


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pelajar SMP YWKA, Manggarai, Jakarta Selatan, Na (15) tak dapat ditiru. Sebab, bukannya belajar dengan giat untuk bekal masa depan, dia justru malah tawuran dengan puluhan pelajar lain di kawasan Jembatan Item, Jatinegara, Jakarta Timur.

Konyolnya, saat tawuran dia juga membekali diri dengan sebilah celurit hingga dia pun harus berurusan dengan petugas Polsektro Jatinegara.

Informasi yang dihimpun di lapangan pada Jumat (1/4/2011) menyebutkan, NA bersama sejumlah rekannya melakukan tawuran dengan kelompok pelajar lain di Jalan Jatinegara Timur. Saat tawuran berlangsung sejumlah petugas Satpol PP dan kepolisian yang tengah mengatur lalulintas langsung berusaha menghentikan aksi konyol para pelajar berseragam putih biru ini.

Melihat kehadiran petugas, para pelajar ini kocar kacir menyelamatkan diri. Sedangkan NA yang mencoba lari ke perkampungan padat penduduk di kawasan Jembatan Item, berhasil dibekuk warga bersama petugas Satpol PP. Ia pun langsung digelandang ke Polsek Jatinegara, untuk dimintai keterangan.

Saat ditanyai petugas, NA mengaku kalau senjata tajam dan gear yang disimpan di tas itu bukan miliknya, melainkan milik rekannya. Namun petugas tak percaya begitu saja terhadap ucapan NA.

Wawan (36), orangtua NA, yang berprofesi sebagai sopir mikrolet M-16 (Kampungmelayu-Pasarminggu), datang ke Polsek Jatinegara, setelah ditelepon petugas kepolisian. Ia mengaku pasrah dengan perbuatan anaknya yang membawa senjata tajam hingga akhirnya ditangkap petugas kepolisian.

"Biar dapat pelajaran di kantor polisi. Orangtua capek-capek cari uang buat biaya sekolah, kok dia malah tawuran dan bawa celurit segala," kata Wawan kesal.

si cantik pembobol bank




JAKARTA, KOMPAS.com — Andhika Gumilang (AG), suami tersangka kasus dugaan pembobolan Citibank Rp17 miliar, mendatangi Kantor TNCC Mabes Polri, Jumat (1/4/2011). Andhika, yang juga dikenal sebagai aktor dan bintang iklan itu, datang mengenakan baju lengan panjang motif garis-garis berwarna abu-abu, celana hitam, dan topi biru. Ia tampak menghindari sejumlah awak media yang melihat kedatangannya pada pukul 16.40 WIB dan keluar pukul 17.05 WIB. Apa tujuan kedatangannya?

"Saya enggak diperiksa. Saya hanya mendukung," jawabnya singkat sambil berlari menghindari wartawan.

Andhika juga menyangkal keterkaitannya dengan kasus Melinda. ""Yang jelas saya tidak ada kaitannya," kata dia, seraya berlalu menumpangi mobil CRV berwarna putih.

Hingga saat ini, Andhika masih berstatus saksi. Namun, berdasarkan keterangan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam, siang tadi, Andhika belum menjalani pemeriksaan oleh kepolisian.

Melinda Dee adalah mantan Manager Citibank yang ditangkap polisi pada 24 Maret lalu karena diduga membobol dana nasabah Citibank sebesar total Rp 17 miliar. Polisi juga telah menyita empat mobil mewahnya yang berharga miliaran rupiah.

Kamis, 31 Maret 2011

ada-ada saja ponorogo


Ponorogo - Puluhan penduduk satu kampung di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo diduga mengalami gangguan kejiwaan secara menurun.

Informasi yang diperoleh ANTARA dari Kepala Desa Paringan, Mohammad Sarfin, Kamis, jumlah warganya yang cacat kejiwaan tercatat sebanyak 67 orang. Mereka tersebar di empat dusun yang semuanya berada di kawasan lereng Gunung Wilis.

"Kebanyakan penyakit kejiwaan itu bersifat turun-menurun. Ada satu keluarga berjumlah empat orang yang semuanya gila," kata Sarfin. Namun, ia mengaku tak berani menyimpulkannya sebagai faktor utama terjadinya gangguan kejiwaan secara masal di desanya.

Sebab selain dugaan faktor genetis, kebanyakan penderita berlatar belakang keluarga miskin atau hidup di bawah garis kemiskinan. "Selain keturunan, ada beberapa warga yang mengalami gangguan jiwa karena pekerjaan hingga persoalan keluarga. Tapi pastinya bagaimana biar dokter yang menyimpulkan, kami hanya menduga," tukasnya.

Pantauan di lapangan, jumlah penderita kejiwaan di Desa Paringan memang tergolong banyak. Hampir di setiap blok lingkungan selalu terdapat penduduk yang mengalami depresi mental akut.

Kondisinya mirip seperti di kampung idiot di tiga desa yang ada di Kecamatan Karangpatihan dan Kecamatan Balong, meskipun ada perbedaan. Di kampung idiot, biasanya warga yang mengalami keterbelakangan mental rata-rata juga mengalami gangguan pertumbuhan.

Sementara di kampung gila, kondisi warga yang mengalami gangguan kejiwaan memiliki fisik normal. Mereka hanya tidak stabil secara kejiwaan dan kerap bicara sendiri layaknya orang mengigau.

"Rata-rata mereka berusia di atas 30 tahun, namun ada beberapa di antara mereka yang berusia di bawah 25 tahun," tambah Sarfin.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Jenangan dr Siti Nurfaidah mengatakan, jumlah warga Desa Paringan yang mengalami gangguan jiwa masih belum bisa dipastikan.

Ia berdalih, konfirmasi resmi baru bisa mereka lakukan setelah hasil penelitian tim dokter dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang diserahkan ke Dinas Kesehatan Ponorogo untuk kepentingan evaluasi dan penanggulangan.

Sementara itu tim medis dari Dinkes maupun puskesmas saat ini tetap terus mengupayakan pengobatan pada penderita gangguan jiwa secara berkelanjutan.

"Ponorogo belum memiliki ahli jiwa sehingga harus menunggu hasil dari dokter RSJ Lawang untuk menentukan penyakit," kata dr Siti Nurfaidah.*